Tenochtitlan, Kota Ketidakmungkinan


Kota Tenochtitlan merupakan sebuah negara-kota Aztek ternama yang terletak di Amerika Tengah. Kota ini merupakan kota dengan arsitektur yang sangat canggih pada masanya. Tenochtitlan dibangun diatas Danau Texcoco yang kemudian dijadikan beberapa pulau berdekatan. Di pulau yang sama, terdapat negara-kota lain bernama Tlatelolco. Saat ini, Tenochtitlan berubah menjadi Ibukota Meksiko, yakni Ciudad de Mexico (Mexico City).

 Related image
Penggambaran wilayah Kota Tenochtitlan yang terletak diatas Danau Texcoco.

Sebelum ditemukannya Tenochtitlan pada 1325, orang-orang Meksika (Aztek) menantikan tempat yang cocok untuk ibukota mereka, yang menurut mereka ditandai dengan adanya seekor elang yang menggigit ular yang bertengger diatas kaktus. Hal ini didasarkan pada kepercayaan kuno mereka. Setelah dilakukan pencarian, akhirnya mereka menemukan pemandangan tersebut di daerah rawa di Danau Texcoco. Simbol ini kemudian dijadikan Lambang Negara Meksiko.
            Mengingat daerah rawa danau sulit untuk dijadikan lahan pemukiman, maka orang-orang Meksika ini menyiasatinya dengan mengeringkan lahan tersebut dan membangun kota mereka dengan sistem chinampa (lahan berbentuk persegi panjang) untuk keperluan pertanian dan juga memperluas daratan. Alhasil, terbentuklah tata kota yang berpulau-pulau. Setelah mengalami banjir akibat kenaikan muka air Danau Texcoco, kota ini dirancang ulang pada rezim Ahuizotl yang menjadikan Tenochtitlan sebagai kota terbesar pada masa peradaban Mesoamerika.
            Tenochtitlan terbagi atas empat zona (camp) dan tiap zonanya terbagi lagi atas 20 distrik (calpulli). Setiap calpulli (bermakna “rumah besar”) dilintasi oleh jalan-jalan (tlaxilcalli). Terdapat tiga jalan utama di kota ini. Bernal Diaz del Castillo, seorang prajurit Spanyol pada penaklukan atas wilayah Amerika menyebut bahwa lebar jalan-jalan tersebut cukup untuk dilalui oleh sepuluh ekor kuda. Di sepanjang pinggiran jalan banyak terdapat taman dan kebun buatan. Setiap calpulli yang ada dipisahkan oleh kanal-kanal, dengan dilengkapi jembatan kayu yang dipindahkan saat malam hari.

Image result for tenochtitlan
Penggambaran tata kota Tenochtitlan

Di dalam Kota Tenochtitlan terdapat banyak objek dan bangunan. Pada pusat kota terdapat Templo Mayor (Kuil Besar), yakni kuil yang didedikasikan salah satunya untuk Dewa Bangsa Aztek, Huitzilopochtli. Terdapat pula bangunan-bangunan dan fasilitas lainnya di kota ini, seperti Istana Moctezuma II, tlachtli (lapangan permainan bola Aztek), Calmecac (sekolah anak-anak para bangsawan), beberapa kuil, serta beberapa pasar (tiyanquiztli) yang tersebar pada setiap calpulli. Kota Tenochtitlan memiliki arsitektur yang sangat canggih pada masanya, termasuk diantaranya bagaimana kota ini mempunyai desain simetris yang cukup mengagumkan. Bernal Diaz del Castillo bahkan menyebut tata kota Tenochtitlan layaknya khayalan; sesuatu yang belum pernah mereka dengar bahkan belum pernah mereka bayangkan sebelumnya.
            Kota Tenochtitlan dihubungkan dengan daratan utama Amerika Tengah melalui beberapa jalan dengan beberapa jembatan yang digunakan bagi kano-kano yang melintas di Danau Texcoco. Selain itu, terdapat saluran air yang berfungsi mengalirkan air bersih dari Tenochtitlan ke sumbernya di Chapultepec. Saluran air ini sangat diperlukan mengingat air Danau Texcoco tidak cocok untuk digunakan bagi keperluan sehari-hari. Mereka menggunakan sumber air ini untuk mandi dan mencuci. Sementara untuk air minum, terdapat sumber air di kawasan pegunungan.
            Jumlah penduduk Tenochtitlan diperkirakan mencapai lebih dari 200.000 jiwa, dimana masyarakatnya terbagi atas kelas-kelas sosial yang kompleks, mulai dari para orang pinggiran, pedagang, prajurit, hingga para bangsawan. Tenochtitlan dipercayai merupakan salah satu kota terbesar di dunia pada masanya. Dalam perbandingannya dengan kota-kota di Eropa, hanya Paris, Venesia, dan Istanbul yang dapat menyaingi Tenochtitlan. Dalam sebuah surat Hernan Cortes (penakluk Amerika) kepada Raja Spanyol, disebutkan bahwa Tenochtitlan sebanding dengan Sevilla atau Cordoba.
            Dekade 1510-an menjadi penanda akhir kejayaan peradaban Mesoamerika, ketika sekelompok penjajah Spanyol berhasil tiba di Amerika Tengah, termasuk Tenochtitlan. Penakluk Amerika asal Spanyol, Hernan Cortes, tiba di Tenochtitlan pada 8 November 1519. Moctezuma II, penguasa Tenochtitlan kala itu, memilih menyambut Cortes sebagai tamu terhormat ketimbang menyatakan perang yang dapat melibatkan suku-suku di sekitar Tenochtitlan. Beberapa sumber menyebut bahwa Moctezuma khawatir jika Cortes adalah Dewa Quetzalcoat yang dipercaya menjadi penanda akhir zaman, karena kedatangan Cortes tersebut bertepatan dengan masa penghujung dalam penanggalan Aztek.        
            Kedatangan Cortes tersebut juga bertepatan dengan perayaan Toxcatl, dimana para prajurit Aztek sedang menari-nari di depan patung Dewa Huitzilopochtli. Pihak Spanyol yang menyangka bahwa mereka sedang melakukan persiapan perang lantas menawan beberapa orang Aztek dan melakukan pengepungan terhadap Tenochtitlan. Sikap Moctezuma yang di kemudian harinya tampak tidak kooperatif dengan Spanyol memperburuk hubungan kedua pihak. Pengepungan ini terus berlanjut hingga selama 75 hari, menyebabkan semakin menurunnya kualitas hidup masyarakat asli Tenochtitlan. Mereka tidak lagi mendapatkan sumber makanan dan air bersih yang layak. Akhirnya terjadi degradasi penduduk secara signifikan. 
               Saat ini, sisa-sisa peninggalan kemajuan Tenochtitlan masih dapat kita jumpai. Diantaranya yang paling jelas nampak adalah reruntuhan Templo Mayor yang terletak di dekat Istana Kepresidenan Meksiko. Plaza de Constitucion ‘Alun-Alun Konstitusi’ yang terletak di depan Istana Kepresidenan juga merupakan pusat kota Tenochtitlan dahulu, yang menjadi bekas alun-alun dan pasar kota. Sejumlah kerangka manusia Aztek juga cukup banyak ditemukan di kawasan Ciudad de Mexico saat ini.

Sumber :
·        en.wikipedia.org

Komentar